ALQURANdan sains mengungkap proses kehancuran alam semesta saat hari kiamat kelak. Ketika itu tidak ada lagi yang dapat dilakukan makhluk hidup di bumi, semua berpasrah hanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Dikutip dari unggahan video di kanal YouTube Al Manhaj, Rabu (8/9/2021), Ustadz Zulkifli MA menjelaskan bahwa Malaikat Israfil ketika mengetahui bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Di sebuah lantai hutan yang basah, burung madu gunung mengais lumut untuk menjadikannya bahan pembuatan sarang. Burung itu terbang tepat ketika orangutan melompat ke arah ranting Pohon Ulin yang gagah dan tinggi, pohon yang hanya ada di Kalimantan, spesies yang mendiami ekosistem hutan hujan tropis ceria dengan cara mereka sendiri. Namun siapa sangka, mereka menghadapi suhu panas yang mencekam dan perusakan habitat yang masif. Perubahan iklim mengancam kelangsungan hidup para sahabat hutan itu. Mungkin hanya butuh beberapa puluh tahun lagi satu per satu dari mereka akan salah satu dampak yang mungkin terjadi karena perubahan iklim. Sejumlah spesies dipengaruhi secara fisiologis oleh iklim. Peningkatan karbon dioksida CO2 di atmosfer menyebabkan peningkatan suhu, naiknya permukaan laut, dan menurunnya curah hujan. Perubahan intensitas, frekuensi, dan tingkat gangguan ekosistem seperti kebakaran, badai siklon tropis, kekeringan, dan banjir juga menyebabkan vegetasi hutan berada di bawah tekanan. World Meteorological Organization WMO melaporkan bahwa suhu rata-rata atmosfer mengalami peningkatan sebesar 1,1 0C per tahun dibandingkan sebelum revolusi industri. Hal ini menjadikan 2017 sebagai tahun terpanas yang pernah tercatat. Kondisi ini menyebabkan sekitar 700 spesies hewan dan tumbuhan di bumi terancam punah. Bahkan dunia sekarang memasuki generasi keenam dari kepunahan massal akibat aktivitas antropogenik. Dalam penelitiannya yang diterbitkan di Jurnal Nature, Thomas dkk memperkirakan, jika spesies di hutan terus menerus hidup dalam kisaran suhu yang tinggi, maka sekitar 15 hingga 37 persen spesies akan mengalami kepunahan di tahun 2050. Parahnya lagi, banyak keanekaragaman hayati di hutan tropis, seperti Indonesia, bahkan belum terungkap dan hanya perubahan iklim, hutan Indonesia juga menghadapi ancaman kebakaran hutan yang bisa saja datang setiap saat. Kebakaran hutan menjadi krisis lingkungan paling buruk yang pernah dialami Indonesia. Pada tahun 2015, luas kebakaran hutan dan lahan di Indonesia mencapai 2,6 juta hektar, setara dengan empat setengah kali luas Pulau Bali. Emisi gas rumah kaca GRK yang dikeluarkan dari kebakaran tersebut mencapai 1,62 miliar metrik ton CO2 dalam kurun waktu Juni hingga Oktober 2015. Kondisi tersebut, berdasarkan data WRI Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai penghasil emisi terbesar keempat di dunia, melonjak dari peringkat 6 dalam kurun waktu 6 minggu. Emisi GRK tersebut menjadi yang paling parah kedua dalam dua dekade terakhir, setelah kebakaran pada tahun Bank mengestimasikan, kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan di Indonesia pada tahun 2015 mencapai Rp. 221 triliun, setara dengan 1,9 persen dari Produk Domestik Bruto PDB. Angka ini lebih besar 2 kali lipat dibandingkan biaya pemulihan yang dibutuhkan dari tsunami Aceh. Analisis tersebut termasuk dampak terhadap pertanian, kehutanan, perdagangan, pariwisata, dan transportasi. Tak hanya itu, kebakaran hutan juga berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat. Jutaan masyarakat Indonesia terpapar asap berbahaya, yang menimbulkan masalah pernapasan karena tingginya konsentrasi PM 2, hutan mayoritas disebabkan karena pembersihan lahan untuk tujuan pertanian dan perkebunan, baik oleh perusahaan maupun individu dari kalangan petani skala kecil. Akan tetapi, pada 2015, kebakaran hutan juga diperparah oleh kekeringan berkepenjangan sebagai dampak El Nino, yang mengakibatkan api menjalar lebih luas sehingga merusak hutan tropis dan lahan peristiwa mengerikan di atas hanyalah contoh yang terjadi pada hari ini. Di hari esok dan masa depan, kita tidak pernah tahu seberapa besar kerusakan yang akan terjadi dan dampak yang akan dirasakan oleh generasi yang akan datang. Hutan telah menjadi bagian integral dari bangsa Indonesia. Bangsa kita hidup dan bergantung dari sumber daya hutan. Sehingga masa depan hutan adalah masa depan bangsa Indonesia. Sudah saatnya seluruh lapisan masyarakat membuka mata, di tangan kita lah, masa depan hutan dan bangsa Indonesia dipertaruhkan. Lihat Nature Selengkapnya
Waktu terus berjalan hingga kemasa kita sekarang ini. Keadaan ini akan terus berjalan hingga beberapa waktu kedepan. Sampai saatnya yang telah ditentukan oleh Allah pada saat bumi akan dihancurkan dengan sehancur-hancurnya. Kehancuran bumi ini, menurut ilmu astronomi akan terjadi beberapa waktu saat lintasan bumi masuk kewilayah berkabut diruang angkasa yang dikenal dengan nama kabut Oort. Kabut Oort adalah nama untuk suatu wilayah diruang angkasa yang dipenuhi dengan miliaran batuan angkasa yang berukuran kecil hingga batuan raksasa. Saat bumi masuk kelintasan berbatu ini, maka bumi akan dihujani dengan jutaan meteor yang akan menghancurkan bumi. Sejarah telah mencatat satu meteor berukuran besar akan menghantam bumi. Hal ini pernah terjadi 250 juta tahun yang lalu pada masa dinosaurus hingga menyebabkan kepunahannya. Dimasa yang akan datang bumi tidak hanya diajtuhi satu meteor akan tetapi dibombardir dengan jutaan meteor. Sebagaimana firman Allah Apabila langit telah terbelah1, dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan 2, dan apabila lautan dijadikan meluap 3 QS. Al-Infitar 1-3 Akibat dari hujan meteor dalam ukuran besar dan jumlah yang sangat banyak, bumi akan hancur dan porak poranda. Cendawan debu menyelimuti seluruh penjuru bumi. Sinar matahari tak akan lagi mampu menembus ketebalan selimut debu itu dan seluruh makhluk yang bernyawa akan mengalami kematian. Dan bumipun akan mengalami kiamat kubra besar. Setelah mengalami kehancuran yang sangat parah, maka Allah memperbaiki bumi ini dalam kurun waktu yang sangat lama dan akan dipersiapkan untuk kehidupan akhirat. Menurut perhitungan astronomi, rehabilitasi bumi ini akan memakan waktu lama dan pada saat bersamaan alam ini terus mengalami pengembangan kesegala penjuru, dan dalam ilmu astronomi tahap mengembang ini disebut karena adanya daya dorong saat pertama kali dipisahkan oleh Allah SWT. Baca Juga Artikel Lainnya Mungkin Anda Suka
.